PUSAT LABA
O L E H :
1. RIZKI FITRIAH ANANDA PANE
2.VINA ZUKHRINA
3. LESTARI
Pengertian
Pusat laba (profit
center) merupakan pusat pertanggungjawaban yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan biaya-biaya dan menghasilkan pendapatan tetapi tidak memiliki
kewenangan untuk mengambil keputusan tentang investasi. Pusat laba hanya
bertanggungjawab terhadap tingkat laba yang harus dicapai. Misalnya: pimpinan
anak perusahaan atau manajer divisi yang tidak diberi hak untuk mengambil
keputusan tentang investasi.
Laba merupakan ukuran
kinerja yang berguna karena laba memungkinkan manajemen senior untuk dapat
menggunakan satu indicator yg komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan
beberapa indicator.
Banyak keputusan
manajemen melibtkan usulan untuk meningkatkan beban dengan harapan bahwa hal
itu akan menghasilkan peninkatan yang lebih bsar dlam peningkatan penjualan
keputusan semacam ini disebut sebagai pertimbangan biaya/pendapatan
(expense/revenue trade-off). Tambahan beban iklan adalah salah satu contohnya.
Untuk dapat mendelegasikan keputusan trade-off semacam ini dengan aman ke
tingkat manajer yang lebih rendah, maka ada dua kondisi yang harus dipenuhi.
1. Manajer harus memiliki akses ke
informasi relefan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan serupa.
2. Harus ada semacam cara untuk mengukur
efektifitasnya suatu trade-off yang dibuat oleh manajer.
Langkah utama dalam
membuat pusat laba adalah menentukkan titik terendah dalam organisasi dimana
kedua kondisi diatas terpenuhi.
Seluruh pusat tanggung
jawab diibaratkan sebagai suatu kesatuan rangkaian yang mulai dari pusat tanggung
jawab yang sangat jelas merupakan pusat lana sampai pusat tanggung jawab yang
bukan merupakan pusat laba. Manajemen harus memutuskan apakah keuntungan dari
delegasi tanggung jawab laba akan dapat menutupi kerugiannya, sebagaimana
dibahas berikut ini. Seperti halnya pilihan-pilihan desain system pengendaian
maajemen, dalam ini tidak ada batasan-batasan yang jelas.
Manfaat Pusat Laba
· Kualitas
keputusan manajer lebih meningkat. Hal tersebut dikarenakan keputusan tersebut
dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.
· Kecepatan
pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.
· Manajer
kantor pusat dapat lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas, karena
manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian.
· Manajer lebih
bebas menunjukkan imajinasi dan inisiatifnya, karena hanya sedikit batasan dari
korporat.
· Memberikan
tempat pelatihan sempurna bagi kemampuan manajerial secara umum. Para manajer
mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional, dan manajemen
yang lebih tinggi mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi pekerjaan
yang tingkatnya lebih tinggi.
· Kesadaran
terhadap laba semakin meningkat, karena para manajer yang bertnggung jawab atas
laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya.
· Memberikan
informasi siap pakai kepada manajemen puncak tentang profitabilitas
komponen-komponen individual perusahaan.
· Output yg
siap pakai membuat pusat laba sangat responsif terhadap tekanan utk
meningkatkan kinerja kompetitif.
Kesulitan yang Dihadapi Pusat Laba
· Pengambilan
keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk lebih
mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan pribadinya atas
suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian.
· Kualitas
keputusan yang diambil unit akan berkurang apabila manajemen kantor pusat lebih
mampu dan memiliki informasi yang lebih baik.
· Perselisihan
dapat meningkat (karena argumen-argumen tentang harga transfer yang sesuai,
pengalokasian biaya umum yang tepat dan kredit untuk pendapatan yang sebelumnya
dihasilkan secara bersama-sama antara 2 atau lebih unit bisnis).
· Kompetisi
yang tinggi antar manajer unit.peningkatan laba untuk satu manajer dapat
berarti pengurangan laba bagi manajer yang lain. Dalam situasi seperti ini,
seorang manajer dapat saja gagal untuk memberikan potensi penjualan ke unit
lain yang lebih tepat untuk merealisasikannya.
· Adanya biaya
tambahan karena duplikasi tugas di setiap pusat laba.
· Manajer yang
kompeten terhadap satu kompetensi mungkin tidak ada karena tidak ada kesempatan
yang cukup bagi mengembangkan kompetensi manajemen umum.
· Cenderung
kepada profitabilitas jangka pendek daripada profitabilitas jangka panjang. Hal
ini disebabkan karena setiap manajemen ingin melaporkan laba yang tinggi,
manajer pusat laba dapat lalai melaksanakan penelitian dan pengembangan,
program-program pelatihan ataupun perawatan.
· Optimalisasi
laba dari pusat laba tidak dapat menjamin optimalisasi laba perusahaan secara
keseluruhan.
Unit Bisnis sebagai Pusat Laba
Hampir semua unit bisnis
diciptakan sebagai pusat laba kerena manajer yang bertanggung jawab atas unit
tersebut memiliki kendali atas perkembangan produk, proses produksi, dan
pemasaran. Para manajer tersebut berperan untuk mempengaruhi pendapatan dan
beban sedemikian rupa sehingga dapat dianggap bertanggung jawab atas laba
bersih. Meskipun demikian wewenang seorang manajer dapat dibatasi dengan
berbagai cara, yang sebaiknya dicerminkan dalam desain dan operasi pusat laba.
Hal utama yang harus
dipertimbangkan adalah adanya batasan atas wewenang manajer unit bisnis.
Batasan dapat muncul dari unit bisnis lain maupun dari manajemen korporat.
1. Batasan dari unit bisnis lain
Salah satu masalah utama teradi ketika
suatu unit bisnis harus berurusan dengan unit bisnis lain. Batasan dari unit
bisnis lain akan semakin tidak terlihat apabila keputusan produk, keputusan
pemasaran dan keputusan perolehan dilakukan oleh satu unit bisnis, disamping
itu terdapat sinergi antar unit bisnis. Jika seorang manajer unit bisnis
mengendalikan ketiga aktivitas tersebut, biasanya tidak akan ada kesulitan
dalam melaksanakan tanggung jawab laba dan mengukur kinerja. Pada umumnya
semakin terintegrasi suatu perusahaan maka akan semakin sulit melakukan
tanggung jawab pusat laba tunggal untuk ketiga aktivitas tersebut dalam lini
produk yang ada.
2. Batasan dari manajmen korporat
Batasan dari manajemen korporat
dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu batasan-batasan yang timbul dari:
pertimbangan-pertimbangan strategis, karena adanya keseragaman dan dari nilai
ekonomis sentralisasi.
Hampir semua perusahaan mempertahankan
beberapa keputusan terutama keputusan financial, pada tingkat korporat,
setidaknya untuk aktivitas domestic. Akibatnya, salah satu batasan utama atas
unit bisnis berasal dari pengendalian korporat terhadap investasi baru. Unit
bisnis yang ada harus bersaing satu sama lain untuk mendapatkan bagian dari
dana yang tersedia.
Pusat laba selain unit
bisnis
Perusahaan
multibisnis biasanya terbagi ke dalam unit-unit bisnis dimana setiap unit
diperlakukan sebagai unit penghasil laba yang independen. Tetapi subunit yang
ada dalam unit bisnis tersebut dapat saja terorganisisr secara fungsional missal
aktivitas operasi pemasaran, manufaktur, dan jasa yang dijadikan sebagai pusat
laba. Tidak ada prinsip-prinsip tertentu yang menyatakan bahwa unit tertentu
yang merupakan pusat laba sementara dan yang lainnya bukan.
1. Pemasaran
Aktivitas pemasaran dapat dijadikan
sebagai pusat laba dengan membebankan biaya dari produk yang terjual. Harga
transfer ini memberikan informasi yang relevan kepada manajer pemasaran dalam
membuat trade off pendapan/pengeluaran yang optimal, dan praktek standar untuk
mengukur manajer pusat laba berdasarkan profitabilitasnya akan memberikan
evaluasi terhadap trade off yang dibuat.
2. Manufaktur
Aktivitas manufaktur biasanya merupakan pusat beban,
dimana manajemen dinilai berdasarkan kinerja versus biaya standard an anggaran
overhead. Tetapi, ukuran ini dapat menimbulkan masalah, karena ukuran tersebut
tidak mengindikasikan sejauh mana kinerja manajemen atas seluruh aspek dari
pekerjaannya. Dalam hal ini diharapkan manajer membuat keputusan terpisah atas
aktivitas pengendalian mutu, penjadwalan produk ataupun keputusan membuat atau
membeli. Selisih antara harga jual produk dengan estimasi biaya pemasaran
merupakan pertimbangan utama meskipun hanya merupakan laba semu.
3. Unit pendukung dan pelayanan
Unit Pendukung Pelayanan (pemeliharaan,
TI, transportasi, teknik, konsultan, layanan konsumen dan aktivitas pendukung).
Beban yang digunakan merupakan pertimbangan utama, jadi manajer harus mampu
menentukan biaya pelayanan yang ekonomis meskipun berasal dari pemasok luar.
4. Organisasi lainnya
Yang dimaksud dengan organisasi lainnya
dalam hal ini adalah kantor cabang. Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang
bertanggung jawab atas pemasaran produk di wilayah geografis tertentu
seringkali menjai pusat laba secara alamiah.
Mengukur Profitabilitas Pusat Laba
Terdapat dua ukuran profitabilitas, yaitu
kinerja manajemen dan kinerja ekonomis.
1. Pengukuran prestasi manajemen atau pengukuran prestasi personel
dimaksudkan untuk menilai tingkat kinerja manajer suatu pusat
pertanggungjawaban dalam mencapai tujuan. Pengukuran ini dilakukan dengan
maksud untuk proses perencanaan, pengkoordinasian, pengendalian kegiatan, dan pemberian
motivasi kerja para manajer pusat laba. Penilaian ini hanya sebatas pada
pendapatan dan biaya yang memang dapat dipengaruhi atau dikendalikan oleh
manajer pusat laba yang diukur. Untuk menyatakan tingkat keberhasilan suatu
pusat laba, maka hasil pencapaiannya dibandingkan dnegan standar atau anggaran
yang telah ditetapkan sebelumnya. Penyimpangan yang terjadi diantaranya akan
menunjukkan seberapa baik prestasi atau kinerja yang dicapai.
2. Pengukuran prestasi ekonomi
Manajer pusat pertanggungjawaban tidak
hanya dinilai sebatas pada pendapatan dan biaya yang dapat dikendalikan saja
akan tetapi juga meliputi pendapatan dan biaya dari alokasi. Pengukuran kinerja
ekonomi ini menekankan pada prestasi manajer pusat pertanggungjawaban sebagai
suatu kesatuan ekonomi. Laporan ini dilakukan dalam frekuensi yang lebih jarang
dibandingkan dengan pengukuran prestasi manajemen.
Referensi :
Anthony,
Robert N dan Vijai Govindarajan. 2005. ManagementControl System. Jakarta ;
Salemba Empat