Selasa, 08 Mei 2012

INFORMASI AKUNTANSI PENUH


INFORMASI AKUNTANSI PENUH

1.      Konsep Informasi Akuntansi Penuh

Informasi akuntansi penuh selalu bersangkutan dengan objek informasi, berupa produk, keluarga produk, aktifitas, departemen, divisi perusahaan secara keseluruhan.
Informasi akuntansi penuh adalah seluruh aktiva, seluruh pendapatan yang diperoleh atau seluruh sumber yang dikorbankan suatu objek informasi. Jadi dapat ditarik kesimpulan mengenai Informasi Akuntansi penuh yaitu :
1.    Unsur yang membentuk informasi akuntansi penuh adalah total aktiva, total pendapatan dan total biaya.
·                     Informasi Akuntansi penuh berupa aktiva disebut dengan Aktiva penuh (Full Assets)
·       Informasi Akuntansi penuh berupa pendapatan disebut dengan Pendapatan penuh (Full Revenues)
·       Informasi Akuntansi penuh berupa seluruh sumber yang dikorbankan disebut dengan Biaya penuh (Full Costs)
2.    Informasi akuntansi selalu berhubungan dengan objek informasi
Dalam hubungannya dengan objek informasi, informasi akuntansi penuh merupakan informasi akuntansi langsung ditambah dengan informasi tidak langsung yang terjadi dalam objek informasi .
·        Jika informasi akuntansi penuh berupa aktiva, maka aktiva penuh adalah aktiva lansung ditambah dengan aktiva tidak langsung yang berhubungan dengan objek informasi.
·        Jika informasi akuntansi penuh berupa pendapatan, maka pendapatan penuh adalah pendapatan lansung ditambah dengan pendapatan tidak langsung yang berhubungan dengan objek informasi.
·        Jika informasi akuntansi penuh berupa biaya, maka biaya penuh adalah biaya lansung ditambah dengan biaya tidak langsung yang berhubungan dengan objek informasi.

2.      Perbedaan Full Accounting Information, Full Costs dan Full Costing

·   Full Accounting Information terdiri dari unsur : Full Assets, Full Revenues dan Full Costs.
Full Cost  merupakan salah satu unsur dari Full Accounting Information.
·     Full Cost merupakan total biaya yang bersangkutan dengan objek informasi . Jika objek informasi berupa produk, maka full cost merupakan total biaya yang bersangkutan dengan produk tersebut. Perhitungan full cost suatu produk dipengaruhi oleh metode penentuan kos produk yang digunakan : Full costing, variable costing, activity based costing. 
·     Full costing merupakan salah satu metode penentuan biaya produk, yang membebankan  seluruh biaya yang berperilaku variabel maupun tetap.
Jika perusahaan menggunakan pendekatan Full costing dalam penentuan biaya produksinya maka Full Cost yaitu :



Total Biaya produksi + Total biaya Non Produksi =
( Biaya Bahan Baku + Biaya Tenaga kerja Langsung + Biaya Overhead Tetap + Biaya Overhead Variabel ) + Biaya Administrasi & Umum + Biaya Pemasaran
 







Jika perusahaan menggunakan pendekatan Variable costing dalam penentuan biaya produksinya maka Full Cost yaitu :




(Total Biaya produksi Variabel  + Total biaya Non Produksi Variabel )+Total Biaya tetap =
( Biaya Bahan Baku+ Biaya Tenaga kerja Langsung + Biaya Overhead Variabel + Biaya Administrasi & umum Variabel + Biaya pemasaran Variabel ) + Biaya  Tetap (Biaya overhead pabrik tetap + biaya Administrasi & umum tetap + Biaya Pemasaran tetap )
 








FULL COSTING dan VARIABEL COSTING

     Full costing dan variable costing merupakan metode penentuan kos sediaan, karena kedua metode tersebut ditujukan terutama untuk keperluan penilaian sediaan yang dicantumkan dalam neraca dan laba rugi yang ditujukan untuk pihak luar. Full costing hanya secara sederhana mengelompokkan biaya menurut fungsi pokok perusahaan manufaktur sehingga biaya dikelompokkan menjadi:
§  Biaya produksi
§  Biaya non produksi

Variable costing mengelompokkan biaya menurut perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume aktivitas. Variable costing hanya memperhitungkan biaya penuh produk terbatas pada biaya produksi variable saja. Biaya produksi tetap diperlakukan sebagai biaya produksi. Selain itu, variabilitas biaya menurut variable costing hanya dihubungkan dengan aktivitas yang bersangkutan dengan jumlah produk yang diproduksi(unit  level activities)

3.    Activity Based Costing
Merupakan metode penentuan kost produk (product Costing) yang ditujukan untuk mengajukan informasi harga produk secara cermat bagi kepentingan manajemen dengan mengukur secara cermat konsumsi sumberdaya dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.
Dengan pendekatan activity-based costing, aktivitas pembuatan produk dibagi menjadi tiga fase yaitu :
1.      Fase desain dan pengembangan,
2.      Fase produksi dan 
3.      Fase dukungan logistik (logistic support )
Jika Perusahaan menggunakan pendekatan Activity based costing dalam penentuan total produksinya maka Full cost of product  mencakup :

(Biaya Tahap desain & pengembangan) +( biaya tahap produksi) +(Biaya dukungan logostik) = (Biaya desain+ Biaya pengujian produk) + (Biaya Facility sustaining activity cost + Biaya product sustaining activity cost + batch  related activity cost + unit level activity cost ) +
 ( Biaya iklan+ Biaya distribusi + Biaya Garansi produk )

 







4.  Perbedaan unsur biaya produk dalam pendekatan Full Costing,Variable costing, dan  Activity Based Costing

·      Full costing dan Variable costing, merupakan metode penentuan cost produk konvensional yang dirancang berdasarkan kondisi teknologi masa lalu.
·      Activity- based costing, mempergunakan teknologi informasi dalam proses pengolahan produk dan pengolahan informasi keuangan.

Full Costing
Variable Costing
Activity-Based Costing
Biaya Produksi

Biaya Administrasi dan umum


Biaya pemasaran
Biaya Variabel





Biaya Tetap
Unit level activity

Batch related activity cost
Product sustaining  activity cost

Facility sustaining activity cost





Perbedaan Conventional Costing Method dengan Activity –Based Costing Method


Conventional costing method
Activity Based Costing
Tujuan

Lingkup


Fokus


Periode

Teknologi Informasi Yang Digunakan

Inventory Valuation

Tahap pruduksi


Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung

Periode akuntansi

Metode manual
Product Costing

Tahap desain, tahap produksi, dan tahap dukungan logistik

Biaya overhead pabrik


Daur hidup produk

Komputer telekomunikasi

Rincian biaya setiap jenis aktivitas desain, produksi distribusi produk dalam lingkungan manufaktur maju adalah sebagai berikut :
a.      Unit level Activity Costs
· Biaya ini dipengaruhi oleh jumlah unit produk
·     Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan jumlah unit produk yang dihasilkan.
Contoh : Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya energi dan biaya bahan baku

b.      Batch Related Activity Costs
·       Biaya ini berhubungan dengan jumlah batch produk yang diproduksi
·       Besar kecilnya biaya ini tergantung dari frekuensi order produksi yang diolah oleh fungsi produksi
·       Biaya ini tidak dipengaruhi oleh jumlah unit produk yang diproduksi dalam setiap order produksi 
    Contoh : biaya angkutan bahan baku dalam pabrik, biaya inspeksi, biaya order pembelian, biaya setup cost merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan mesin dan ekuipmen sebelum suatu oerder produksi diproses.

c.       Product Sustaining Activity cost
·       Biaya ini berhubungan dengan penelitian dan pengembangan produk tertentu dan biaya-biaya untuk mempertahankan produk agar tetap dipasarkan.
·       Biaya ini tidak terpengaruh oleh jumlah unit produk yang diproduksi dan jumlah batch produksi yang dilaksanakan oleh divisi penjual.
·       Biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan taksiran jumlah unit produk tertentu yang akan dihasilkan selama umur produk tersebut (Product Life Cycle) 
    Contoh: biaya desain produk, desain proses pengolahan produk , pengujian produk.
  
d.      Facility Sustaining Activity Costs
·       Biaya ini berhubungan dengan dengan kegiatan untuk mempertahankan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan.
·       Biaya ini dibebankan kepada produk atas dasar taksiran unit produk yang dihasilakan pada kapasitas normal divisi penjual.
    Contoh : Biaya depresiasi dan amortisasi, biaya asuransi, biaya gaji.  

5.   Manfaat Informasi Akuntansi penuh

1.      Pelaporan Keuangan
a.      Pihak Intern
1. Manajemen Puncak
2. Tidak  Harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim
3. Pendapatan penuh terdiri dari pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk dan  jasa  kepada pihak luar dan antar divisi / intern perusahaan.
4. Pendapatan penuh dan biaya penuh dapat disajikan dengan metode Full & Variable costing
5. Biaya penuh terdiri dari biaya langsung divisi ditambah dengan biaya biaya kantor pusat yang dialokasikan kepada divisi.
b.      Pihak ekstern
1.  Perusahaan lain dan publik
2.  Harus sesuai dengan prinsip yang lazim
3.  Pendapatan penuh dan biaya penuh harus disesuaikan dengan prinsip akuntansi yang lazim dan  disajikan dengan metode Full costing

2.    Analisis kemampuan menghasilkan laba (profitability analysis)
Perusahaan yang menghasilkan berbagai macam produk memerlukan analisis kemampuan setiap produknya dalam menghasilkan laba dimana manajemen dapat memperoleh gambaran sumber penyebab timbulnya laba atau rugi masing-masing  produk atau keluarga produk dalam periode tertentu.


Untuk mengukur kemampuan menghasilkan laba dihitung dengan :
a.   Return On Investment/ROI/kembalian investasi :

Pendapatan penuh – Biaya penuh
                  Aktiva Penuh

b.  Residual Income / RI

Pendapatan Penuh                                                      Rp. XX
Biaya Penuh                                                                Rp. XX -
Laba bersih                                                                  Rp. XX
Beban modal= y% X aktiva penuh                             Rp. XX-
Residual Income                                                         Rp. XX

 3.    Jawaban atas pertanyaan “ berapa biaya yang telah dikeluarkan untuk sesuatu ?
                        Untuk mengetahui berapa biaya sesuatu, informasi akuntansi penuh yang bermanfaat adalah biaya penuh masa lalu yang berkaitan dengan objek biaya  Peranan biaya penuh bagi manajemen yaitu dalam :
a.       Evaluasi konsumsi sumber daya yang dikorbankan untuk sesuatu
b.      Penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen melongok struktur biaya perusahaan pesaing yang digunakan untuk menghasilkan produk berupa barang atau jasa
c.       Pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri
d.      Penentuan harga jual produk (barang atau jasa)
e.       Penyediaan kemudahan dalam penghilangan pemborosan dengan menyediakan informasi biaya untuk aktivitas bukan penambah nilai
f.       Penyediaan informasi untuk improvement terhadap tingkat kemampuan barang atau jasa dalam menghasilkan laba dengan memantau total biaya daur hidup barang atau jasa
g.      Penyediaan informasi untuk memungkinkan manajemen melakukan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan tentang biaya mutu (quality costs)
h.      Cost reimbursement
i.        Inventory costing



4.          Penentuan harga jual dalam Cost-type contract
Cost Type Contract adalah kontrak pembuatan produk/jasa, pihak pembeli setuju membeli produk/jasa dadasarkan pada total biaya sesungguhnya oleh produsen ditambah laba sebesar presentase dari total biaya sesungguhnya.

   Biaya Penuh sesungguhnya                                                 XX
   Laba % (XX)                                                                       XY +
   Harga yang harus dibayar pembeli                                       Z

5.          Penyusunan Program
Penyusunan program adalah proses pengambilan keputusan mengenai program-program yang dilaksanakan oleh organisasi dan penaksiran jumlah sumber daya yang akan dialokasikan kepada setiap program tersebut.

6.      Penentuan harga jual normal
Manajemen puncak memerlukan informasi biaya penuh untuk memperhitungkan konsekuensi laba dari setiap alternatif harga jual yang terbentuk dipasar. Apakah biaya yang dikeluarkan dapat menutup biaya penuh untuk menghasilkan produk dan dapat menghasilkan laba
Informasi akuntansi penuh masa yang akan datang yang bermanfaat dalam penentuan harga jual normal adalah aktiva penuh dan biaya penuh. Biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual normal dapat dihitung dengan salah satu dari tiga pendekatan, yaitu full costing, variable costing atau activity-based costing.

Harga jual = Biaya Produksi + Biaya Non Produksi  + Laba yang diharapkan

Dengan pendekatan Full Costing, harga jual dihitung dengan rumus :

                        Biaya Non Produksi + Laba yang diharapkan
Mark Up = ---------------------------------------------------------
                                    Biaya Produksi

                        Biaya Non Produksi + ( Y% x Aktiva penuh )
Mark Up = ---------------------------------------------------------
                                    Biaya Produksi

Harga jual = Biaya Produksi + Mark Up

        Dengan pendekatan Variable Costing, rumus penentuan harga jual sebagai berikut :

Harga jual = Biaya Variabel +  Biaya tetap + Laba yang diharapkan
           
                            Biaya tetap + ( Y% X aktiva penuh )
Mark Up     = ---------------------------------------------------------
                                    Biaya Variabel

  Hasil penjualan :
              Harga jual perunit X volume                                       XX
  Biaya Variabel:
              Biaya varibel perunit X volume                                  XX     Dasar Harga
  Laba kontribusi                                                                       XX
  Biaya tetap                                                                              XX      Mark up
  Laba bersih yang diinginkan                                                   XX
       
Penentuan Harga jual Normal :
a.   Full Costing         : Biaya penuh terdiri dari biaya Produksi dan Biaya Non Produksi
b. Variable Costing : Biaya penuh terdiri dari biaya Variabel dan biaya tetap

7.          Penentuan harga transfer
      Dalam perusahaan yang telah membentuk pusat-pusat laba untuk menghadapi berbagai ragam pasar produk yang dihasilkan, transfer barang antarpusat laba menimbulkan masalah penentuan harga transfer .
              Ada dua macam pendekatan yang digunakan untuk menentukan harga transfer , yaitu :
1.Transfer atas biaya (Cost-based transfer price)
2.Transfer atas dasar harga pasar (market-based transfer price)

8.          Penentuan harga jual yang ditentukan dengan peraturan pemerintah.
Informasi akuntansi penuh masa yang akan datang yang bermanfaat dalam penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah adalah aktiva penuh dan biaya penuh. Biaya penuh yang dipakai sebagai dasar penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah dihitung dengan menggunakan pendekatan full costing.   Contoh penentuan harga jual yang ditentukan dengan peraturan pemerintah yaitu listrik, air, telepon, telegraf.
6.   Rekayasa Informasi Akuntansi Penuh
Untuk memenuhi berbagai kebutuhan manajemen, perekayasaan informasi akuntansi penuh memerlukan identifikasi aktiva, pendapatan dan biaya langsung yang berkaitan dengan objek informasi tertentu dan pembebanan secara adil aktiva, pendapatan dan biaya tidak langsung ke berbagai objek informasi yang bersangkutan. Aktiva dan pendapatan umumnya mudah diidentifikasikan ke objek informasi tertentu sehingga hanya sedikit aktiva dan pendapatan tidak langsung yang harus dibebankan secara adil ke suatu objek informasi. Tidak demikian halnya dengan biaya. Banyak biaya yang merupakan biaya bergabung (common cost) yang dalam perekayasaan informasi akuntansi penuh harus dibagikan secara adil untuk berbagai objek informasi melalui metode pembebanan tertentu.
Dalam perekayasaan informasi biaya penuh perlu diadakan pembedaan antara alokasi biaya dengan pembebanan biaya. Alokasi biaya cost allocation) adalah pembagiam biaya tidak langsung ke berbagai objek informasi atas suatu dasar alokasi yang lebih bersifat sembarang. Pembebanan biaya (cost assignment) adalah pembagian biaya tidak langsung.
Adapun metode pembebanan biaya yang digunakan untuk perekayasaan informasi akuntansi penuh berdasarkan tujuan pemanfaatan informasi penuh yaitu sebagai berikut :
  1. Pembebanan biaya tidak langsung untuk penyediaan informasi bagi pengambilan keputusan manajemen
  2. Pembebanan biaya tidak langsung untuk pelaporan keuangan kepada pihak luar perusahaan.

Rabu, 25 April 2012

PUSAT LABA



PUSAT LABA

O L E H :


1. RIZKI FITRIAH ANANDA PANE
2.VINA ZUKHRINA
3. LESTARI



Pengertian
Pusat laba (profit center) merupakan pusat pertanggungjawaban yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan biaya-biaya dan menghasilkan pendapatan tetapi tidak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan tentang investasi. Pusat laba hanya bertanggungjawab terhadap tingkat laba yang harus dicapai. Misalnya: pimpinan anak perusahaan atau manajer divisi yang tidak diberi hak untuk mengambil keputusan tentang investasi.
Laba merupakan ukuran kinerja yang berguna karena laba memungkinkan manajemen senior untuk dapat menggunakan satu indicator yg komprehensif, dibandingkan jika harus menggunakan beberapa indicator.
Banyak keputusan manajemen melibtkan usulan untuk meningkatkan beban dengan harapan bahwa hal itu akan menghasilkan peninkatan yang lebih bsar dlam peningkatan penjualan keputusan semacam ini disebut sebagai pertimbangan biaya/pendapatan (expense/revenue trade-off). Tambahan beban iklan adalah salah satu contohnya. Untuk dapat mendelegasikan keputusan trade-off semacam ini dengan aman ke tingkat manajer yang lebih rendah, maka ada dua kondisi yang harus dipenuhi.
1. Manajer harus memiliki akses ke informasi relefan yang dibutuhkan dalam membuat keputusan serupa.
2. Harus ada semacam cara untuk mengukur efektifitasnya suatu trade-off yang dibuat oleh manajer.
Langkah utama dalam membuat pusat laba adalah menentukkan titik terendah dalam organisasi dimana kedua kondisi diatas terpenuhi.
Seluruh pusat tanggung jawab diibaratkan sebagai suatu kesatuan rangkaian yang mulai dari pusat tanggung jawab yang sangat jelas merupakan pusat lana sampai pusat tanggung jawab yang bukan merupakan pusat laba. Manajemen harus memutuskan apakah keuntungan dari delegasi tanggung jawab laba akan dapat menutupi kerugiannya, sebagaimana dibahas berikut ini. Seperti halnya pilihan-pilihan desain system pengendaian maajemen, dalam ini tidak ada batasan-batasan yang jelas.
Manfaat Pusat Laba
· Kualitas keputusan manajer lebih meningkat. Hal tersebut dikarenakan keputusan tersebut dibuat oleh para manajer yang paling dekat dengan titik keputusan.
· Kecepatan pengambilan keputusan operasional dapat meningkat karena tidak perlu mendapat persetujuan terlebih dahulu dari kantor pusat.
· Manajer kantor pusat dapat lebih berkonsentrasi pada hal-hal yang lebih luas, karena manajemen kantor pusat bebas dari pengambilan keputusan harian.
· Manajer lebih bebas menunjukkan imajinasi dan inisiatifnya, karena hanya sedikit batasan dari korporat.
· Memberikan tempat pelatihan sempurna bagi kemampuan manajerial secara umum. Para manajer mendapatkan pengalaman dalam mengelola seluruh area fungsional, dan manajemen yang lebih tinggi mendapatkan kesempatan untuk mengevaluasi potensi pekerjaan yang tingkatnya lebih tinggi.
· Kesadaran terhadap laba semakin meningkat, karena para manajer yang bertnggung jawab atas laba akan selalu mencari cara untuk meningkatkan labanya.
· Memberikan informasi siap pakai kepada manajemen puncak tentang profitabilitas komponen-komponen individual perusahaan.
· Output yg siap pakai membuat pusat laba sangat responsif terhadap tekanan utk meningkatkan kinerja kompetitif.
Kesulitan yang Dihadapi Pusat Laba
· Pengambilan keputusan yang terdesentralisasi akan memaksa manajemen puncak untuk lebih mengandalkan laporan pengendalian manajemen dan bukan wawasan pribadinya atas suatu operasi, sehingga mengakibatkan hilangnya pengendalian.
· Kualitas keputusan yang diambil unit akan berkurang apabila manajemen kantor pusat lebih mampu dan memiliki informasi yang lebih baik.
· Perselisihan dapat meningkat (karena argumen-argumen tentang harga transfer yang sesuai, pengalokasian biaya umum yang tepat dan kredit untuk pendapatan yang sebelumnya dihasilkan secara bersama-sama antara 2 atau lebih unit bisnis).
· Kompetisi yang tinggi antar manajer unit.peningkatan laba untuk satu manajer dapat berarti pengurangan laba bagi manajer yang lain. Dalam situasi seperti ini, seorang manajer dapat saja gagal untuk memberikan potensi penjualan ke unit lain yang lebih tepat untuk merealisasikannya.
· Adanya biaya tambahan karena duplikasi tugas di setiap pusat laba.
· Manajer yang kompeten terhadap satu kompetensi mungkin tidak ada karena tidak ada kesempatan yang cukup bagi mengembangkan kompetensi manajemen umum.
· Cenderung kepada profitabilitas jangka pendek daripada profitabilitas jangka panjang. Hal ini disebabkan karena setiap manajemen ingin melaporkan laba yang tinggi, manajer pusat laba dapat lalai melaksanakan penelitian dan pengembangan, program-program pelatihan ataupun perawatan.
· Optimalisasi laba dari pusat laba tidak dapat menjamin optimalisasi laba perusahaan secara keseluruhan.
Unit Bisnis sebagai Pusat Laba
Hampir semua unit bisnis diciptakan sebagai pusat laba kerena manajer yang bertanggung jawab atas unit tersebut memiliki kendali atas perkembangan produk, proses produksi, dan pemasaran. Para manajer tersebut berperan untuk mempengaruhi pendapatan dan beban sedemikian rupa sehingga dapat dianggap bertanggung jawab atas laba bersih. Meskipun demikian wewenang seorang manajer dapat dibatasi dengan berbagai cara, yang sebaiknya dicerminkan dalam desain dan operasi pusat laba.
Hal utama yang harus dipertimbangkan adalah adanya batasan atas wewenang manajer unit bisnis. Batasan dapat muncul dari unit bisnis lain maupun dari manajemen korporat.

1. Batasan dari unit bisnis lain
Salah satu masalah utama teradi ketika suatu unit bisnis harus berurusan dengan unit bisnis lain. Batasan dari unit bisnis lain akan semakin tidak terlihat apabila keputusan produk, keputusan pemasaran dan keputusan perolehan dilakukan oleh satu unit bisnis, disamping itu terdapat sinergi antar unit bisnis. Jika seorang manajer unit bisnis mengendalikan ketiga aktivitas tersebut, biasanya tidak akan ada kesulitan dalam melaksanakan tanggung jawab laba dan mengukur kinerja. Pada umumnya semakin terintegrasi suatu perusahaan maka akan semakin sulit melakukan tanggung jawab pusat laba tunggal untuk ketiga aktivitas tersebut dalam lini produk yang ada.
2. Batasan dari manajmen korporat
Batasan dari manajemen korporat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu batasan-batasan yang timbul dari: pertimbangan-pertimbangan strategis, karena adanya keseragaman dan dari nilai ekonomis sentralisasi.
Hampir semua perusahaan mempertahankan beberapa keputusan terutama keputusan financial, pada tingkat korporat, setidaknya untuk aktivitas domestic. Akibatnya, salah satu batasan utama atas unit bisnis berasal dari pengendalian korporat terhadap investasi baru. Unit bisnis yang ada harus bersaing satu sama lain untuk mendapatkan bagian dari dana yang tersedia.

Pusat laba selain unit bisnis
Perusahaan multibisnis biasanya terbagi ke dalam unit-unit bisnis dimana setiap unit diperlakukan sebagai unit penghasil laba yang independen. Tetapi subunit yang ada dalam unit bisnis tersebut dapat saja terorganisisr secara fungsional missal aktivitas operasi pemasaran, manufaktur, dan jasa yang dijadikan sebagai pusat laba. Tidak ada prinsip-prinsip tertentu yang menyatakan bahwa unit tertentu yang merupakan pusat laba sementara dan yang lainnya bukan.
1. Pemasaran
Aktivitas pemasaran dapat dijadikan sebagai pusat laba dengan membebankan biaya dari produk yang terjual. Harga transfer ini memberikan informasi yang relevan kepada manajer pemasaran dalam membuat trade off pendapan/pengeluaran yang optimal, dan praktek standar untuk mengukur manajer pusat laba berdasarkan profitabilitasnya akan memberikan evaluasi terhadap trade off yang dibuat.
2. Manufaktur
Aktivitas manufaktur biasanya merupakan pusat beban, dimana manajemen dinilai berdasarkan kinerja versus biaya standard an anggaran overhead. Tetapi, ukuran ini dapat menimbulkan masalah, karena ukuran tersebut tidak mengindikasikan sejauh mana kinerja manajemen atas seluruh aspek dari pekerjaannya. Dalam hal ini diharapkan manajer membuat keputusan terpisah atas aktivitas pengendalian mutu, penjadwalan produk ataupun keputusan membuat atau membeli. Selisih antara harga jual produk dengan estimasi biaya pemasaran merupakan pertimbangan utama meskipun hanya merupakan laba semu.
3. Unit pendukung dan pelayanan
Unit Pendukung Pelayanan (pemeliharaan, TI, transportasi, teknik, konsultan, layanan konsumen dan aktivitas pendukung). Beban yang digunakan merupakan pertimbangan utama, jadi manajer harus mampu menentukan biaya pelayanan yang ekonomis meskipun berasal dari pemasok luar.
4. Organisasi lainnya
Yang dimaksud dengan organisasi lainnya dalam hal ini adalah kantor cabang. Suatu perusahaan dengan operasi cabang yang bertanggung jawab atas pemasaran produk di wilayah geografis tertentu seringkali menjai pusat laba secara alamiah.
Mengukur Profitabilitas Pusat Laba
Terdapat dua ukuran profitabilitas, yaitu kinerja manajemen dan kinerja ekonomis.
1.      Pengukuran prestasi manajemen atau pengukuran prestasi personel dimaksudkan untuk menilai tingkat kinerja manajer suatu pusat pertanggungjawaban dalam mencapai tujuan. Pengukuran ini dilakukan dengan maksud untuk proses perencanaan, pengkoordinasian, pengendalian kegiatan, dan pemberian motivasi kerja para manajer pusat laba. Penilaian ini hanya sebatas pada pendapatan dan biaya yang memang dapat dipengaruhi atau dikendalikan oleh manajer pusat laba yang diukur. Untuk menyatakan tingkat keberhasilan suatu pusat laba, maka hasil pencapaiannya dibandingkan dnegan standar atau anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Penyimpangan yang terjadi diantaranya akan menunjukkan seberapa baik prestasi atau kinerja yang dicapai.

2. Pengukuran prestasi ekonomi
Manajer pusat pertanggungjawaban tidak hanya dinilai sebatas pada pendapatan dan biaya yang dapat dikendalikan saja akan tetapi juga meliputi pendapatan dan biaya dari alokasi. Pengukuran kinerja ekonomi ini menekankan pada prestasi manajer pusat pertanggungjawaban sebagai suatu kesatuan ekonomi. Laporan ini dilakukan dalam frekuensi yang lebih jarang dibandingkan dengan pengukuran prestasi manajemen.

Referensi :
Anthony, Robert N dan Vijai Govindarajan. 2005. ManagementControl System. Jakarta ; Salemba Empat